Nasib Guru Honorer Dinilai Masih Memprihatinkan


Ilustrasi protes guru honorer.
Ilustrasi protes guru honorer. (Antara/Agus Bebeng)
Jakarta - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Soelistyo mengatakan, nasib guru honorer termasuk gaji masih memprihatinkan, padahal tugas dan tanggung jawab sama dengan guru pegawai negeri sipil.
"Guru honorer hanya menerima gaji Rp200 ribu per bulan dan banyak statusnya masih kontrak meskipun sudah mengajar belasan tahun," katanya dalam paparan pada Rapat Kerja Nasional III Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Jakarta, Selasa (17/2).
Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi KSPI itu mengatakan, hingga saat ini perhatian pemerintah, terutama kementerian terkait yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Ketenagakerjaan, terhadap guru honorer masih kurang.
Hal tersebut terbukti dari tidak adanya data yang jelas mengenai jumlah guru dan kebutuhan pengajar di setiap daerah.
"Karena itu, PGRI bergabung dengan KSPI untuk memperjuangkan nasib guru bersama buruh dan pekerja lainnya. Selain masuk dalam organisasi profesi, guru juga merupakan pekerja," tuturnya.
Soelistyo yang juga anggota Komite III DPD itu menyayangkan sikap beberapa kementerian terkait yang tidak mengakui guru sebagai pekerja.
KSPI mengadakan rakernas di salah satu hotel di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Rapat kerja tersebut dihadiri serikat pekerja dan federasi yang merupakan afiliasi KSPI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer atau GTT sekarang menjadi PR pemerintah,